Kamis, 19 Agustus 2010

Ujian oh ujian


Bismillah...

Setelah berbulan - bulan latihan akhirnya hari ini tiba juga (8 Agustus 2010-red), hari dimana para kaum pagan menyembah dewa matahari tapi tidak bagi kami, yaitu hari minggu. Mungkin karena kami ini orang Bandung lebih tepatnya berdomisili di Bandung maka kami adalah termasuk orang - orang yang disebut rajin, oleh karena kami lanah PG yang datang paling pagi, yaitu jam 8 (kepagian-red), persis setelah pengajian pesis berakhir (ambigu_red). Masih teringat akan hari itu hari dimana kami datang dengan wajah lucu dan perasaan yang sedang lapar.
Karena kami adalah termasuk orang - orang yang rajin akhirnya panitia memberikan reward pada kami, yaitu berupa
formulir pendaftaran yang harus kami isi, mungkin hal itu dikarenakan panitia mengetahui kalau kami  sudah bisa membaca dan menulis dengan indahnya. Kami pun mengisi formulir tersebut, namun ada hal uyang membuat kami bingung, yeitu ketika kami harus menulis nama pembimbing kami. Maklum dalam kurun waktu lima bulan kami sudah mendapatkan sentuhan tiga orang pembimbing, yaitu t’erni, k’ febri dan t’ isma. Akhirnya kami memutuskan untuk menuliskan nama k’febri dan t’isma.
T’erni : Apaaaaaaa????Jadi kalian tidak menganggap saya sebagai pembimbing???


PLAK…PLAK...Begitulah bunyi nyamuk yang dipukul dalam halusinasi saya.
Setelah itu kami pun bergegas untuk mengganti kostum (Horeeeeeeeeee……….kita punya seragam :D)
Tanpa disadari saya mendengar suatu suara yang berbunyi Tik…Tok….Tik…Tok… yang memberitahukan bahwa waktu yang tidak punya tangan itu menunjukan pkl. 10.00. Perasaan gelisah yang sempat menyelimuti kami secara perlahan sirna dan digantikan oleh perasaan Hoaaaaaaaaammmmm Tunduh. Teman – teman dari lanah lain pun berdatangan dan kami saling bersilaturrahim hingga dzuhur tiba.

Setelah sholat dzuhur akhirnya ujian pun dimulai, dan kami dipanggil dua per empat (hayooo bingung ya???), bukan satu persatu. Karena yang pertama dipanggil dua orang, kemudian selanjutnya empat orang. Tiba – tiba perasaan gelisah itu muncul lagi, dan Bismillah.. mulailah ujian. Sempet bingung juga saat melihat teman – teman dari lanah lain mempunyai sedikit teknik atau gerakan yang berbeda dengan kami. Tapi seperti kata Bondan Prakoso Ya….Sudahlah, hmmmm. Jadi teringat kata – kata t’isma yang dikutip dari k’febri bahwasanya seseorang itu punya karakter gerakan atau bawaan yang berbeda dalam melakukan gerakan jurus, dan siapapun tudak bias memaksakan gerakan orang lain sama persis 100% dengan gerakan kita, walaupun jurusnya sama (Like dis).
Setelah ujian istirahat pun menjelang dilanjutkan dengan taujih dari ustd. Habib. Taujih dari beliau adalah apa yang saya pikirkan selama ini bahwasanya yang paling penting dalam beladiri selain teknik adalah refleks, jadi cucuran keringat yang berjatuhan dan menempel dibaju saat latihan itu berguna untuk melatih gerak refleks kita selain untuk kesehatan tentunya.
Selanjutnya giliran teman – teman yang sudah menginjak jenjang PG 2, dan ustd. Habib pun mengajari mereka jurus pisau, mereka bukan kami (maksudnya kita yang PG 1 kagak ikutan) hiks… :S. Tapi tak apa lah, Alhamdulillah saya inget dan bisa mempraktekanya di rumah, tapi ga tahu bener ga tahu ga, hehe…
 Akhirnya tibalah waktu pulang, sebelum pulang ada yang ingin saya tanyakan kepada pembimbing
Saya : “The pekan depan kan sudah memasuki bulan Ramadhan, kita latihan ga teh??”

sambil berharap jawaban dari beliau “ga aja ya!!”, akhirnya setelah berpikir sejenak beliau pun menjawab
T’isma : “kita latihan aja kayak biasa”
Saya : “kayak biasa, maksudnya dari jam 4 the??”
T’isma : “iya, dari jam 4 aja seperti biasa”

Teh apa jadinya nanti klo dari jam empat, hari biasa aja lumayan menguras air mineral dua botol. Dengan bermaksud minta dilonggarkan saya pun kembali bertanya.
“oh…jam 4 ya teh?ga jam 4.30 aja?
“ga usah, jam 4 aja ya???”
“iya teh” (Dengan sedikit menelan ludah dan tarang yeng mengerung)
Mungkin bukan saatnya jadi anak manja, klo kita punya cita – cita menjadi seorang pejuang maka kita ga boleh kalah sama seonggok kemalasan, karena Rasulullah pun melakukan perang Badar di gurun yang tandus pada saat bulan Ramadhan.
Tapi jadi penasaran, nanti latihanya kayak gimana ya??k’ febri atau t’isma kah yang akan membimbing kami???

0 comments:

Posting Komentar