Senin, 02 Januari 2012

Carita Tangkuban

Bismillah kali ini blog akan diisi dengan cerita hiking ke lokasi seperti pada gambar.

Sukawana, siap-siap menuju TKP
Acara ini bisa dibilang acara dadakan, karena hanya direncanakan dalam waktu 3 hari, Berawal dari niat silaturahim sambil refreshing daripada Cuma 2 sampai 4 orang ya sudah saya ajak salah satu akhwat amazone di pg akhirnya rame deh, sempat agak berkecamuk mau lewat sukawana atau pimtu utama dengan ami dan gagal mendapatkan dukungan akhirnya dengan ikhlas harus melalui kebun the sukawana  yang indah itu
Berkumpul di BANK BNI UPI jam 6 pagi, nyatanya jam 6.11 baru ngumpul, lumayan 11 menit ngaretnya ga nyampe sejaman (baca:seabad-red). Berangkat dengan jumlah anggota 12 orang mulai pkl. 6.15 dari UPI menuju Sukawana dan tiba pkl 07.00.

Pertama,
kebun teh ini yang harus ditaklukan
Hal pertama yang dilakukan sesampainya di sukawana adalah mencari WC untuk memberi pupuk pada tanaman – tanaman yang ada di sukawana, lembang, bandung, jawa barat dan Indonesia tercinta biar kebun tehnya subur dan memenuhi kualitas export.
Selesai dengan agenda yang tak tertahankan kami berangkat pkl. 07.30 (setelah pemanasan tentunya) dari kebun teh sukawana dan WOW baru beberapa ratus meter , Subhanallah gimana kedepanya ya..!!!!??#%$#^$. Ya sudah nikmati saja, kayaknya dah jadi syarat mutlak kalau mau hiking ke gunung tangkuban parahu pasti melewati kebun teh yang LUAAAAASSSS BANGET, nanjak pula (ke gunung mana coba yang ga nanjak?). Kami berangkat ditemani oleh pemandu dari SQUAD (entah squad itu apa, yang pasti bukan cumi – cumi #SQUID) bernama kang Adi. Beliau adalah orang paling ganteng diantara kami melebihi kegantengan saya pastinya, beliau memperkirakan waktu tempuh dari sukawana ke tangkuban adalah 3 jam, jujur saja saya ga percaya karena presdiksi saya adalah 4- 5 jam dan ternyata siapa coba yang bener?liat aja nanti.
Oh tidak…tanjakan lagi??fyuh,

masih semangat
Tanjakan adalah sebuah kontur tanah yang sangat saya tidak suka, benci dan enggan untuk dilewati, daripada balik lagi terpaksa selangkah demi selangkah kulewati undakan demi undakan itu dengan penuh perjuangan minim semangat. Entah berapa kali teman – teman harus “terpaksa” beristirahat menanti kedatangan putri yang tertinggal(haha…).
Saat istirahat ada yang menyarankan untuk berbaring, awalnya ragu tapi ya sudah dicoba saja dan ternyata saya terlena dalam lelap yang sekejap dan nyaris bermimpi. Saat terbangun enggam itu datang lagi, gimana enggak coba.UNDAKAN. Berharap segera meninggalkan kebun teh yang penuh dengan undakan. Akhirnya kebun teh nyaris terlewati dengan ending mencium tanah liat yang licin, ini adalah kejatuhan saya yang pertama (kenapa tiap hiking harus selalu jatuh lebih dari satu kali).

Sekitar pkl 10.00 lebih sedikit (apa lebih banyak ya??) akhirnya kami sukses melewati areal kebun teh. Tibalah saatnya melewati tantangan kedua yaitu hutan kaki gunung Tangkuban Perahau. Senang rasanya karena tidak ada lagi undakan yang tinggi. Mungkin di areal ini saya bisa sedikit lebih ngebut, nyatanya?!!tetep paling belakang :x.

Melihat sekeliling adalah kawasan hutan yang cukup lebat penuh dengan tanaman obat, pepohonan, rumput liar dan petani lalu lalang membawa motor cross (pengen nebeneeeng) dll. Ingin rasanya belajar survival namun apa daya sang pemandu sudah jauh berada di depan saya jadi ga dapet ilmunya deh. Beruntung ada yang menemani jalan saya yang boyot, sepasang adik kakak yang tampaknya sudah khatam dengan tanaman obat, yah..lumayan lah untuk nambah pengetahuan. Sedikit demi sedikit terus melangkah perhatikan jalan. Akhirnya ada yang “terpaksa” beristirahat lagi deh. 
Terpaksa istirahat
sambil makan dedaunan (maklum ga ada alfamart)
Saat istirahat atas saran dari pemandu kami memakan dedaunan yang saya lupa nama dan manfaatnya. Dedaunan tanpa dicuci, dimasak, yups dedaunan mentah langsung kami kunyah (ko mau ya??). Beruntung setelah makan dedaunan itu suara kami tidak berubah menjadi mbeeeeeeeeee… !!!. Tak ada yang banyak diceritakan di areal ini karena itu tadi saya tertinggal jauh bersama dua orang akhwat amazon yang masih setia menemani lambanya kaki saya melangkah. Thanx to both of you. Terima kasih juga buat pemandu yang mau bawain tas saya (maap merepotkan :D)


Real Adventure just begin
Menuju kawah upas
Ketika hampir sampai di kawah upas yang tetanggaan dengan kawah ratu, kami melewati jalan sempit penuh batu, Cangkeul?? Pastinya kami rasakan tapi tujuan belum tercapai. Setelah melewat jalan bebatuan yang sempit AKHIRNYAAAAAAAAAA kami sampai di  kawah upas , yah walaupun   kawah upas belum kawah ratu saya tetap senang karena akhirnya cahaya matahari itu terlihat lagi, mulai dari sini perjalanan tak terlalu berat dan saya pun tak akan jadi si boyot lagi NO UNDAKAN YES to meluncur (minim perjuangan penuh semangat).








Istirahat dan makan siang di kawah upas
Tiba di areal ini pada saat dzuhur, sekitar pkl. 11.45 seketika terdengar sayup – sayup adzan dzzuhur. Saya yakin semua orang dari kami mengetahui klo adzan bukan untuk didengar tapi sebagai alarm pemanggil dari sang khalik, namun karena tidak ada air akami memutuskan untuk sholat di masjid saja. Lelah, lapar, cangkeul dan pengen ee semua berkumpul jadi satu dalam diri 12 orang pendaki. Akhirnya kami bongkar muatan (baca:makan siang-red) dengan lalab daun mentah tanpa dicuci dan tanpa dimasak, sekali lagi bersyukur suara kami tidak berubah jadi mbeeeeeeeeee… !!!.


Foto – foto ??pastinya, mumpung lagi istirahat dengan pemandangan yang indah. Perjalanan belum berakhir jadi LANJUUUT. Akhirnya ga jadi si boyot lagi, hahaha…

Tak ada yang istimewa di areal ini sampai tower observasi milik kampus gajah. Perjalanan cukup lancar, setelah melewati tower kami memilih jalan ke kiri bukan yang lurus seperti kata teman tapi disinilah The Reaal Adventure just begin

Turunan yang cukup ekstrem (tak ada lagi UNDAKAN, yesss!!), bebatuan besar, gua yang menganga, akar pepohnan yang muncul ke permukaan, tanah yang licin membuat saya mencetak hatrick disini, kali ini bukan mulut saya yang mencium tanah tapi saya jatuh terduduk DUA KALI. Kenapa tiap kali hiking jatuh melulu ga ke Tangkuban ga ke cibareubeuy.  

We did it
Setelah melewati turunan kami sampai di kawah upas, ada perasaan senang ingin teriak, yesssss we did it. Secara geografis kami telah menaklukan gunung yang dibuat oleh sangkuriang untuk dayang sumbi, moment ini kami abadikan melalui lensa kamera, kami yang pada awalnya tidak saling kenal berfoto bersama (kalau dipikir - pikir kayanya ga ada yang mau moto pemandu ya??kasian). Walaupun telah sampai di kawasan gunung tangkuban, untuk mencapai kawah ratu tetap memerlukan perjuangan dan kehati - hatian karena harus melewati bebatuan besar yang menurun dan cukup berbahaya kalau terjatuh. 

Singkat cerita setelah menempuh perjalanan selama 6 jam kami tiba pkl 14.30 dengan melewati undakan yang menghampar di kebun teh, hutan kaki gunung, turunan ekstrem dan penuh bebatuan dengan perasaan lelah, cangkeul, lapar, haus, pengen buang angin, buang air dll.  This is it the famous of ratu crater 

Setibanya di area kawah ratu kami mencari masjid untuk sholat, makan, istirahat, ngalempengkeun cangkeng. Disini kayanya semua beban lepas begitupun yang sakit kepala karena darah rendah bisa bebas beristirahat. Karena ga tega melihat wajah senior dan adiknya yang pucat, saya mencoba untuk sedikit membantu (daripada mereka pingsan kan repot) dan ternyata ga sia - sia saya ga sarapan (padahal gara - gara ga sarapan nyampenya jadi lama.heuheu). Setibanya disini kami berpencar untuk menikmati kawasan gunung dengan bebas. Jadi bingung kemana saya harus pergi. Selama acara bebas ini banyak yang komen "de bajunya kotor" dengan bangga saya jawab "iya pak tadi kami lewat hutan dan terjatuh". hahahahaha ketawa dalam hati.


Saat jalan - jalan ter;ihat salah satu toko SENJATA, bagi anak thifan ini harta karun yang ga mungkin diangkat karena harus bayar, tapi seenggaknya kami mencoba berbagai jenis senjata mulai dari stcik ala bruce lee, pisau, tongkat, pedang dll. 

Karena dari awal tujuanya hiking jadi kami tidak terlalu meng-eksplorasi kawasan puncak gunung dan acara bebas pun tidak lama, kabut mulai turun hari mulai sore. so Pkl. 15.30 kami memutuskan untuk pulang. Tak ada pesta yang tak berakhir. Jujur saya masih penasaran sama diri sendiri yang susah naek gunung padahal resep. Akhirnya merencanakan untuk hiking lagi ke burangrang bulan februari pekan ketiga or keempat. Medan yang lebih berat dan bukan untuk pemula jadi harus benar - benar menyiapkan fisik dari sekarang

COME JOIN US ??!!!






0 comments:

Posting Komentar