Senin, 31 Oktober 2011

Klasik

Ini hanya sediklit hal yang saya temukan di lapangan selama ini. Masalah ini berhubungan langsung dengan sekolah dalam keadaan nyata bukan dalam keadaan ideal ataupun dalam analisis retorika khayalan., diluar anak yang putus sekolah, diluar dana BOS yang ga jelas, diluar profesionalisme seorang guru yang khas, diluar kongkalikong antara pejabat dan instansi. Ini memang masalah yang klasik, mungkin karena orang Indonesia selalu senang dengan barang antik maka masalah ini tetap dibiarkan menjadi masalah klasik.

1.      1Daya tampung sekolah tidak cukup
Sangat terpukau dengan sekolah yang begitu luas. Bahkan sekilas sepertinya lebih luas dari FPMIPA UPI, letaknya di pinggir kota Bandung yang menyebabkan harga tanah lebih murah daripada di kota. Dengan ukuran tanah yang luas saya berpikir pasti daya tampungnya besar dan ternyata walaupun daya tampungnya besar ternyata permintaan masyarakat lebih besar sehingga tidak jarang menimbulkan konflik antara warga dan sekolah. Bukankah jumlah siswa yang banyak membuat energi guru yang keluar saat mengajar, membuat instrument  pembelajaran, memeriksa hasil evaluasi terkuras melebihi kapasitasnya

2.      2. Sekolah selalu Kekurangan Guru

Hal ini bahkan terjadi di sekolah standar nasional. Satu orang guru bisa mengajar 3 mata pelajaran berbeda di 4-5 kelas. WOW… masing – masing  2 jam setiap pelajaranya. Total dalam seminggu 30 jam pelajaran sang guru harus mengajar. Contoh Bu Missi adalah sarjana jurusan X tetapi beliau mengajar Kimia, PLH dan mata pelajaran X itu sendiri bahkan tak jarang dipaksakan mengajar FISIKA. Ada sedikit ketidak relaan dari saya saat seorang sarjana Non - Fisika mengajar Fisika. Sebenarnya jika boleh memilih mereka juga enggan tapi apa daya rancangan kurikulum itu harus tetap berjalan, sayangnya sekolah enggan mengangkat guru honorer karena mereka saja sudah kesulitan membiayai kegiatan operasional sekolah atau bahkan pemerintah bilang kuota sudah terpenuhi dan pada akhirnya para sarjana pendidikan lebih memilih lembaga bimbingan belajar untuk menyalurkan keahlianya, lembaga belajar yang tidak ada hubunganya dengan tujan didirikanya UPI/IKIP.

Keyakinan saya adalah bukanya tidak ada yang berusaha mengatasi berbagai masalah yang ada tapi mungkin Besarnya Usaha yang kita lakukan belum seimbang dengan masalah yang ada karena hanya menghasilkan perubahan sebesar 0, ….% (silakan isi titiknya sendiri) yang artinya dalam perhitungan fisika dapat diabaikan.









































































































0 comments:

Posting Komentar